Pages

Minggu, 16 Juli 2017

Tugas 4 #Psikoterapi

Manfaat Psikoterapi dalam Masyarakat

Apa itu Psikoterapi?
Psikoterapi adalah metode yang digunakan untuk merawat kejiwaan, emosi dan gangguan kejiwaan tertentu. Dikenal juga sebagai "terapi berbicara", metode perawatan ini menolong pasien untuk mengenali masalah mereka, mengerti perasaan mereka, menerima kelebihan dan kelemahan mereka, dan membuat mereka berpikir positif terhadap diri sendiri dan juga masalah yang dihadapi. Pada intinya, psikoterapi terdiri dari komunikasi lisan dan non-lisan yang berguna untuk meringankan kesulitan psikologis.
Manfaat Psikoterapi
Psikoterapi terbukti dapat membantu mengobati banyak masalah psikologis. Statistik menunjukkan bahwa lebih dari 75% pasien yang sangat tertolong dengan menjalani psikoterapi. Metode ini juga sangat membantu mereka yang sedang mengalami krisis atau perubahan hidup yang tidak diinginkan. Manfaat dari psikoterapi meliputi:
  • Membantu pasien untuk lebih memahami diri sendiri termasuk nilai dan tujuan hidup mereka
  • Mengajari pasien untuk memiliki keterampilan dalam hidup yang sangat penting agar dapat meningkatkan hubungan pribadi mereka
  • Menolong pasien untuk menemukan solusi yang dapat menangani masalah mereka
  • Menolong pasien untuk mengerti masalah mereka dan memahaminya dari sudut pandang yang berbeda

Selain itu, psikoterapi juga diketahui sangat efektif dalam mengatasi kondisi berikut:
  • Depresi
  • Kegelisahan
  • Gangguan kegelisahan, termasuk fobia (takut akan sesuatu)
  • Alkoholisme
  • Kecanduan
  • Krisis percaya diri
  • Krisis emosional
  • Perselisihan keluarga
  • Masalah pernikahan
  • Gangguan obsesif kompulsif
  • Gangguan kejiwaan setelah suatu kejadian (post-traumatic stress disorder)
  • Kelainan kepribadian
  • Masalah terkait kekerasan terhadap anak
  • Masalah perilaku
  • Kelainan bipolar
  • Skizofrenia

Dua kondisi terakhir biasanya membutuhkan anti-depresan dan obat-obatan lainnya ditambah dengan sesi psikoterapi teratur.
Kapan Anda Perlu Menemui Psikolog?
Merasa sedih dan depresi pada titik tertentu hidup seseorang merupakan suatu hal yang wajar. Namun, seseorang dapat mengalami masalah serius dalam jangka panjang, sehingga ia mengalami gangguan emosional yang tidak dapat dihadapi sendiri. Saat masalah Anda mulai menimbulkan perubahan sifat yang tiba-tiba, hubungan buruk dengan orang lain, dan menganggu kehidupan sehari-hari, Anda mungkin perlu menemui psikolog.
Berikut adalah tanda-tanda yang menunjukkan bahwa Anda perlu menemui psikolog:
  • Perasaan sering marah dan gelisah yang selalu meningkat
  • Anda merasa sangat tidak berdaya pada waktu yang tidak tentu
  • Anda mengalami pengalaman buruk (seperti putusnya hubungan, kematian dari seseorang yang dicintai) yang tidak bisa Anda lupakan walaupun telah berusaha keras
  • Anda memilih untuk meminum alkohol atau makan yang berlebih untuk melupakan masalah
  • Tiba-tiba kehilangan minat pada kegiatan yang biasanya disukai
  • Anda kesulitan mengutarakan perasaan anda, yang berujung pada buruknya hubungan dengan orang lain
  • Anda memiliki kesulitan untuk berkonsentrasi pada tugas pekerjaan
  • Anda khawatir berlebihan perihal hal-hal sepele

Perlu diingat bahwa gangguan kejiwaan, khususnya saat menjadi berkepanjangan (kronis), dapat berakibat fatal. Faktanya, depresi jangka lama atau kegelisahan diketahui dapat menyebabkan berbagai gangguan fisik jika tidak ditangani. Jadi, jika Anda mengalami gejala di atas, sebaiknya Anda menemui psikolog untuk mendapatkan perawatan yang sesuai.
Jenis Psikoterapi
Ada beberapa perawatan psikoterapi yang tersedia. Jenis yang akan digunakan oleh psikolog Anda akan bergantung pada kebutuhan, penelitian psikologis terbaru dan teori yang dianut oleh psikolog Anda. Metode psikoterapi yang biasanya digunakan adalah:
  • Psikoterapi psikodinamik atau psikoanalitik – Kebanyakan didasarkan pada teori Freudian, psikoterapi jenis ini berkisar mengenai pemahaman masalah yang dialami dengan menganalisis kemungkinan adanya hubungan antara masalah tersebut dengan pikiran yang terlupakan dan pengalaman masa kecil
  • Terapi perilaku – Dengan terapi perilaku, Anda akan didorong untuk melakukan kegiatan yang memperkuat hubungan sosial dan dibina untuk mengerti bahwa perubahan perilaku akan dapat mengubah perasaan Anda
  • Terapi kognitif – Berdasarkan keyakinan bahwa cara berpikir akan sangat memengaruhi perasaan kita, fokus dari terapi ini adalah mengenai pemikiran dan perilaku terkini serta menantang pemikiran yang keliru
  • Terapi kemanusiaan – Diarahkan menuju kesadaran diri dan mencapai citra diri yang lebih positif, terapi kemanusiaan meliputi penjelajahan pada pikiran, perasaan dan tindakan untuk menerima diri sendiri
Psikolog juga sering menggunakan terapi terpadu atau holistik, yaitu menggabungkan unsur dari jenis terapi yang berbeda untuk memberikan terapi yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Selain itu, psikoterapi dapat dilakukan dalam kelompok, misalnya terapi pernikahan dan konseling keluarga.
Cara Kerja Psikoterapi
Saat Anda telah memutuskan mencari pertolongan ahli untuk menangani masalah serius Anda, berikut adalah hal-hal yang dapat harapkan saat sesi psikoterapi. Beberapa sesi pertama kebanyakan akan terpusat pada menjalin hubungan, kepercayaan dan hubungan perawatan dengan psikolog Anda. Dapat juga berisi uji penilaian untuk memastikan:
  • Tingkat keparahan depresi atau kegelisahan Anda
  • Ciri dan karateristik kepribadian yang penting
  • Penyelesaian masalah yang tidak sehat, seperti minum minuman keras atau makan berlebihan
  • Kemungkinan ketidakmampuan belajar
  • Penyebab utama dari masalah Anda

Sisanya akan mencakup menyelidiki masalah Anda melalui percakapan. Psikolog akan membimbing Anda dalam menentukan apa yang sebenarnya menganggu Anda serta alasannya. Lalu Anda akan berpindah ke tahap penyelesaian masalah. Di sini, Anda bekerja secara beriringan untuk mencari pikiran, perilaku dan perasaan lain yang dapat memberikan Anda pandangan yang lebih positif. Mungkin juga akan diadakan kegiatan bermain peran dan pengembangan keterampilan, disela-sela pekerjaan rumah.
Penting bagi pasien untuk menangani masalah mereka dengan psikoterapi. Beberapa orang biasanya mulai untuk merasakan dan menyadari adanya kemajuan setelah 6-7 sesi.
Menentukan Kesuksesan dari Psikoterapi
Kesukesan psikoterapi akan bergantung pada tiga faktor penting: keahlian klinis psikolog Anda, tepat tidaknya metode pengobatan yang dipilih, dan kepribadian, keyakinan, serta pilihan pasien. Perlu diingat bahwa untuk mendapatkan hasil yang optimal, pasien harus bekerja sama dengan psikolog. Bila pasien bersedia bekerja sama dan aktif berpatisipasi, psikoterapi akan menjadi lebih efektif dan hemat biaya. Psikoterapi diharapkan dapat memberikan kemajuan pesat pada hidup pasien, seperti:
  • Prestasi sekolah atau pekerjaan yang lebih baik
  • Perspektif yang lebih positif dalam kegiatan sehari-hari
  • Peningkatan dalam mengutarakan perasaan
  • Meningkatkan hubungan pernikahan, keluarga atau pertemanan
  • Membiasakan perilaku yang sehat (misalnya menghindari kebiasaan yang tidak sehat seperti kecanduan alkohol atau kebiasaan makan yang berlebih)

Setelah sesi psikoterapi, akan sangat mudah untuk kembali ke kebiasaan dan cara berpikir Anda yang lama. Sangat penting bagi Anda untuk melanjutkan apa yang telah dipelajari dari sesi psikoterapi ke situasi di kehidupan nyata supaya masalah tidak terulang lagi

Referensi:

https://www.docdoc.com/id/info/procedure/psikoterapi (diakses pada 20 Juli 2017 pukul 19:22 WIB)

Tugas 3 #Psikoterapi

Analisis Video







            Dalam video ini ada seorang laki-laki yang merupakan terapis dan seorang perempuan sebagai klien. Di awal video, terapis bertanya pada klien, “Apakah yang dapat saya bantu hari ini?”. Kemudian klien menceritakan masalah yang sedang dialami, yaitu diantaranya adalah klien sedang bekerja full time, wedding preparation dan klien adalah part-time student. Hal tersebut membuat klien stres dalam hidupnya. Klien merasa hal-hal tersebut terjadi dalam satu waktu. Ketika klien harus menghadapi big exams dan klien tidak bisa melakukan apapun, klien merasa tidak puas, sehingga klien gagal. Klien merasa mengecewakan keluarganya mengenai kegagalan klien. Klien tidak tahu harus melakukan apa lagi dan klien merasa karena hal tersebut yang membuat klien datang kepada terapis untuk menceritakan bagaimana kehidupan klien yang sedang klien jalani sekarang.
            Setelah mengetahui apa yang sedang dialami oleh klien, terapis menggunakan teknik wawancara, yaitu paraphrase. Paraphrase adalah suatu teknik yang menunjukkan kepada klien bahwa terapis telah mendengar apa yang telah dikatakan dan mendorong klien untuk bergerak lebih jauh dalam diskusi. Kemudian klien bercerita lebih lanjut bahwa dalam pekerjaan banyak sekali permintaan yang harus dipenuhi, selain itu klien teringat akan kegagalan klien dalam pelaksanaan ujian. Terapis bertanya kembali dan klien menjawab bahwa klien mencoba untuk bangkit, namun terlalu banyak tekanan yang klien terima dan harus dihadapi. Berdasarkan tekanan yang klien dapatkan, klien menjadi merasa tidak cukup baik (not good enough). Kemudian terapis bertanya kembali untuk menelusuri lebih dalam lagi dan klien menjawab bahwa klien takut untuk memberitahukan orang tua klien perihal kegagalan dalam ujian karena klien mengetahui bahwa hal tersebut akan membuat orang tua klien sedih dan kecewa. Setelah itu, terapis menjelaskan teknik ABC yang akan digunakan dalam sesi konseling ini. Kemudian terapis memberikan selembar kertas berisikan list pernyataan yang harus klien pilih dan ceritakan pada terapis, pernyataan nomor berapakah yang dirasa mewakili yang sedang dialami oleh klien saat ini. Klien memilih nomor 2, 4 dan 8, selanjutnya terapis meminta untuk menjelaskan mengapa memilih penyataan-pernyataan pada nomor tersebut.
            Terapis kemudian memulai activating event A. Unfortunately, video ini berakhir dan pada video selanjutnya tidak diperlihatkan atau ada bagian video yang hilang.
Pada video kedua, terlihat pada whiteboard tertulis A à I failed my exams; B à Then I’m not good enough; C à Learning (satu kata setelahnya tidak terlihat jelas).  

Selanjutnya, terapis ingin klien untuk menceritakan kembali usaha klien dalam menghadapi masalah klien. Klien mendapatkan banyak permintaan dari pekerjaan klien dan klien keeping up, mengerjakan wedding preparation walaupun membuat klien sangat stres tetapi hal tersbeut berjalan dengan baik. Kemudian terapis bertanya tentang mata kuliah lainnya di kampus lalu klien menjawab bahwa klien sebelumnya tidak pernah mengalami kegagalan seperti yang dialami klien sekarang. Selanjutnya terapis menanyakan perihal apa yang seharusnya dilakukan klien supaya semuanya berjalan baik dan sukses. Kemudian klien menjawab, mendapatkan pekerjaan yang baik, getting married dan belajar lebih giat suapay tidak mengalami kegagalan lagi dalam ujian. Setelah itu, terapis meminta klien untuk menuliskan di whiteboard dengan menggunakan spidol berwarna biru pada B (di bawah tulisan Then I feel not good enough menjadi I AM GOOD ENOUGH) sedangkan pada bagian C (di bawah tulisan leaving UNI menjadi STAYING AT UNI). 

Sabtu, 15 Juli 2017

Tugas 2 #Psikoterapi

Cognitive Behavioral Therapy



Cognitive behavioral therapy (CBT) merupakan salah satu pendekatan psikoterapi yang paling banyak diterapkan dan telah terbukti efektif dalam mengatasi berbagai gangguan, termasuk kecemasan dan depresi. Asumsi yang mendasari CBT terutama untuk kasus depresi, yaitu bahwa gangguan emosional berasal dari distorsi (penyimpangan) dalam berpikir. Perbaikan dalam keadaan emosi hanya dapat berlangsung lama kalau dicapai perubahan pola-pola berpikir selama proses terapi. Demikian pula pada pasien pola berpikir yang maladaptive (disfungsi kognitif) dan gangguan perilaku.

1.      Pendekatan Behavioral
Cognitive Behaviour Therapy merupakan salah satu teknik dari pendekatan behavioral. Pendekatan behavioral didasari oleh eksperimen yang melakukan investigasi tentang prinsip-prinsip tingkah laku manusia. Konseling behavioral memiliki asumsi dasar bahwa setiap tingkah laku dapat dipelajari, tingkah laku lama dapat diganti dengan tingkah laku baru, dan manusia memiliki potensi untuk berprilaku baik atau buruk, tepat atau salah. Selain itu manusia dipandang sebagai individu yang melakukan refleksi atas tingkah lakunya sendiri, mengatur serta dapat mengontrol perilakunya, dan dapat belajar tingkah laku baru atau dapat mempengaruhi prilaku orang lain (Walker & Shea dalam Komalasari, 2011).
Perkembangan pendekatan behavior diawali pada tahun 1950-an dan awal 1960-an sebagai awal radikal menentang prespektif psikoanalisis yang dominan. Pendekatan ini dihasilkan berdasarkan hasil eksperimen para behaviorist yang memberikan sumbangan pada prinsip-prinsip belajar dalam tingkah laku manusia. Secara garis besar, sejarah perkembangan pendekatan behavioral terdiri dari tiga trend utama, yaitu: trend I: kondisioning klasikal (Classical Conditioning), trend II (Operant Conditioning), dan trend III (Cognitive Therapy) (Corey dalam Komalasari, 2011).
Dalam upaya menurunkan tingkat kecemasan siswa saat berkomunikasi dengan guru penulis akan menerapkan penggunaan taknik behavioral trend III, yaitu Cognitive Behavioral Therapy.

2.      Cognitive Behavioral Therapy (CBT)
Pendekatan Cognitive Behavioral Therapy muncul sekitar tahun 1960, dan dilator belakangi oleh psikiater Amerika, Aaron T. Beck. Beck (dalam Wilding & Milne, 2008) menyatakan bahwa dalam diri seseorang terdapat proses pemikiran yang paralel dan inilah yang mempengaruhi perilaku seseorang. Jika digambarkan model dari Cognitive Behavioral Therapy (CBT) adalah sebagai berikut:
Kejadian atau peristiwa à Pikiran à Perilaku à Perasaan (emosi dan fisik) à Perilaku yang muncul
Beck (dalam Wilding & Milne, 2008) menggunakan Cognitive Behavioral Therapy (CBT) untuk membantu mengatasi masalah depresi. Beck juga menjelaskan bahwa Terapi Kognitif-Behavioral (TKB) atau Cognitive Behavioral Therapy (CBT) merupakan salah satu bentuk konseling yang bertujuan membantu klien agar dapat menjadi lebih sehat, memperoleh pengalaman yang memuaskan,dan dapat memenuhi gaya hidup tertentu, dengan cara memodifikasi pola pikir dan perilaku tertentu. Cognitive Behavioral Therapy (CBT) merupakan teknik menggabungkan terapi kognitif dan bentuk modifikasi perilaku. Terapi kognitif didasarkan pada asumsi bahwa kognisi merupakan penentu utama mengenai bagaimana kita merasakan dan berbuat. Beck (dalam Corey, 1990) menulis bahwa, dalam arti yang paling luas, “terapi kognitif terdiri dari semua pendekatan yang menjadikan kepedihan psikologis lebih bisa tertahankan melalui medium mengoreksi konsepsi keliru dan sinyal-sinyal dirinya sendiri”. Selanjutnya teori ini tidak menggunakan reinforcement dengan menganggap bahwa individu dapat belajar malakukan sesuatu hanya dengan mengamati dan mengulang apa yang dilihat. Tingkah laku ditentukan oleh antisipasi terhadap konsekuensi. Teori ini juga menekankan pada kognisi dan regulasi diri. Manusia sebagai pribadi dapat mengatur diri sendiri (self regulation), dapat memengaruhi tingkah laku dengan mengatur lingkungan, dapat menciptakan dukungan kognitif dan dapat melihat konsekwensi bagi tingkah laku sendiri. Dari penjelasan di atas, secara singkat Cognitive Behavioral Therapy (CBT) dapat diartikan sebagai suatu teknik yang secara simultan berusaha memerkuat timbulnya perilaku adaptif dan memerlamah timbulnya perilaku yang tidak adaptif melalui pemahaman proses internal yaitu aspek kognisi tentang pikiran yang kurang rasional dan upaya pelatihan keterampilan copying yang sesuai.

3.      Tujuan Utama Cognitive Behavioral Therapy (CBT)
a)      Membangkitkan pikiran-pikiran negative atau berbahaya, dialog internal atau bicara sendiri (self-talk) dan interpretasi terhadap kejadian-kejadian yang dialami. Pikiran-pikiran negatif tersebut muncul secara otomatis, sering diluar kesadaran klien, apabila menghadapi situasi stress atau mengingat kejadian penting masa lalu. Distorsi kognitif tersebut, perilaku maladaptive yang menambah berat masalahnya.
b)      Terapist bersama client mengumpulkan bukti yang mendukung atau menyanggah interprestasi yang telah diambil. Oleh karena pikiran otomatis sering didasarkan atas kesalahan logika, maka program cognitive behavioral therapy (CBT) diarahkan untuk membantu klien mengenali dan mengubah distorsi kognitif. Klien dilatih mengenali pikirannya dan mendorong untuk menggunakan keterampilan, menginterpretasikan secara lebih rasional terhadap struktur kognitif yang maladaptive.
c)      Menyusun desain eksperimen (pekerjaan rumah) untuk menguji validitas interpretasi dan menjaring data tambahan untuk diskusi di dalam proses terapi.

4.      Penggunaan Cognitive Behavioral Therapy (CBT)
Cognitive Behavioral Therapy (CBT) dapat dipakai untuk penyembuhan beberapa gangguan yang terjadi pada diri seseorang, terutama gangguan yang terjadi karena pemikiran yang salah terhadap suatu kejadian. Wilding dan Milne (2008) menyatakan bahwa Cognitive Behavioral Therapy (CBT) merupakan sebuah pendekatan dalam konseling yang dapat membantu individu yang mengalami masalah depresi dan kecemasan, Oemarjoedi (2003) menambahkan bahwa Cognitive Behavioral Therapy (CBT) juga dapat digunakan untuk membantu menyembuhkan gangguan kepribadian, depresi, schizofrenia, gangguan kecemasan, ganguan panic, pobia, gangguan somatoform, ketergantungan substansi, gangguan makan, gannguan obsesi komulsi, gangguan stress pascatrauma, hipokondria, dan masalah emosi bahkan masalah perkawinan. Selain itu dijelaskan oleh Froggatt (2006) bahwa Cognitive Behavioral Therapy (CBT) dapat membantu mengatasi masalah kecemasan baik kecemasan biasa maupun kecemasan khusus seperti kecemasan social dan kecemasan pasca trauma.
Cognitive Behavioral Therapy (CBT) juga dapat membantu seseorang mengembangkan keterampilan yang berhubungan dengan pekerjaan seperti komunikasi, hubungan interpersonal, kepemimpinan dan manajerial serta peningkatan motivasi (Oemarjoedi, 2003).
Dari beberapa pendapat diatas dapat dikatakan bahwa pendekatan Cognitive Behavioral Therapy (CBT) dapat di pakai untuk membantu seseorang dalam menangani masalah yang dihadapi terutama yang berkaitan dengan kecemasan dan depresi, selain itu pendekatan Cognitive Behavioral Therapy (CBT) dapat digunakan untuk mengembangkan keterampilan yang dimiliki seseorang.

5.      Teknik dalam Cognitive Behavioral Therapy (CBT)

Setiap pendekatan yang dipakai untuk membantu seseorang dalam memecahkan masalah yang dihadapi pasti mempunyai teknik yang berbeda Cognitive Behavioral Therapy (CBT) memiliki teknik yang bervariasi untuk berbagai masalah, Froggatt (2006) menyatakan bahwa ada beberapa teknik dalam pendekatan Cognitive Behavioral Therapy (CBT) yaitu:
a)      Pemajanan
Pemajanan (exposure) merupakan teknik yang sering dipraktikkan. Tujuannya adalah menguji keyakinan meningkatkan toleransi terhadap ketidak nyamanan dan mengembangkan keyakinan terhadap kemampuan sendiri dalam mengatasi masalah. Biasanya pemajanan dilakukan secara bertahap, langkah ini dimulai dari situasi yang sedikit menakutkan, dilanjutkan dengan hal yang lebih mencemaskan dan berakhir dengan hal yang sangat menakutkan. Biasanya proses ini dilakukan dengan membuat hirarki kecemasan.
b)      Pencegahan Reaksi
Pemejanan sering dikaitkan dengan pencegahan reaksi, ini meliputi penghambatan setiap strategi disfungsional yang bisa digunakan dalam menangani situasi yang menakutkan. Contohnya bila takut berada ditempat umum dan terdorong untuk lari dari situasi tersebut, cobalah untuk tinggalsampai rasa panik itu berkurang.
c)      Relaksasi
Usaha untuk mengajari seseorang relaks, dengan menjadikan orang itu sadar
tentang perasaan-perasaan relaks kelompok-kelompok otot utama seperti tangan, muka, dan leher, dada, bahu, punggung, perut, dan kaki.
Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa teknik dalam pendekatan Cognitive Behavioral Therapy (CBT) meliputi teknik pemanjanan, teknik pencegahan reaksi dan relaksasi. Dan dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan teknik relaksasi untuk menurunkan kecemasan siswa saat berkomunikasi dengan guru.
Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan teknik relaksasi. Menurut Thantawy (dalam Froggatt, 2006) relaksasi adalah teknik mengatasi kekhawatiran atau kecemasan atau stress melalui pengendoran otot-otot dan syaraf, itu terjadi atau bersumber pada objek-objek tertentu. Relaksasi merupakan suatu kondisi istirahat pada aspek fisik dan mental manusia.


Referensi:
Corey, G. (1990) . Teori dan praktek dari konseling dan psikoterapi. California:
Pacific Grove.

Froggatt, W. (2006)Free from stress. Jakarta: PT. Buana Ilmu Populer.

Komalasari, G. dkk. (2011)Teori dan teknik konseling. Jakarta: PT. Indeks.
Oemarjoedi, A, K. (2003)Pendekatan cognitive behavioral therapy (CBT) dalam
Psikoterapi. Jakarta: Kreatif Media

Wilding, C. & Milne, A. (2008). Cognitive behavior therapy. Hodder Education. New York:
McGraww-Hill inc.


Referensi Gambar:
(diakses pada 12 Juli 2017 pukul: 19.22 WIB)