Apakah anda sering
mendengar tentang kesehatan mental? Lantas apa definisi kesehatan mental secara
harfiah?
Kesehatan mental yang baik adalah kondisi
ketika batin kita berada dalam keadaan tentram dan tenang, sehingga
memungkinkan kita untuk menikmati kehidupan sehari-hari dan menghargai orang
lain di sekitar. Seseorang yang bermental sehat dapat menggunakan kemampuan
atau potensi dirinya secara maksimal dalam menghadapi tantangan hidup, serta
membentuk hubungan positif dengan orang lain. Namun sebaliknya, orang yang
kesehatan mentalnya terganggu akan mengalami gangguan suasana hati, kemampuan
berpikir, serta kendali emosi yang pada akhirnya bisa mengarah pada perilaku
buruk. Tidak mengherankan jika penyakit mental dapat menyebabkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari penderitanya, misalnya terganggunya interaksi atau
hubungan mereka dengan orang lain, terganggunya prestasi di ruang lingkup
pendidikan, dan terganggunya produktivitas dalam pekerjaan.
Selain itu, saya juga akan membahas
mengenai dua mahzab psikologi diantaranya adalah aliran psikoanalisa dan aliran
humanistik.
1.
Aliran Psikoanalisa
Aliran psikoanalisa
itu sendiri dipopulerkan oleh Sigmund Freud (1856-1939). Menurut Freud,
pikiran-pikiran yang direpres atau ditekan, merupakan sumber perilaku yang
tidak normal/menyimpang. Pandangan Freud secara lengkap adalah sebagai berikut
:
1)
Kesadaran dan
Ketidaksadaran
Sigmund Freud berpendapat bahwa kehidupan
psikis terdiri dari: kesadaran (the conscious) dan ketidaksadaran (the unconscious). Kesadaran dapat diibaratkan sebagai permukaan gunung es yang nampak. Jadi kesadaran
itu merupakan bagian kecil dari kepribadian. Ketidaksadaran yang merupakan
bagian kecil dari gunung es di bawah permukaan air mengandung insting-insting
yang mendorong perilaku manusia. Menurut Freud ada bagian lain yang disebut prasadar (preconscious). Dalam (preconscious) stimulus-stimulus
belum direpres, sehingga dapat dengan mudah ditimbulkan kembali dalam
kesadaran.
Selanjutnya Freud mempunyai pandangan
bahwa kepribadian terdiri dari Id, Ego, Superego. Id merupakan bagian primitif
dari kepribadian Id mengandung insting
seksual dan insting agresif. Id
membutuhkan satisfaction dengan segera tanpa memperhatikan realitas yang
ada, sehingga oleh Freud disebut prinsip kenikmatan (pleasure principle). Ego disebut
prinsip realitas (reality principle).
Ego menyesuaikan diri dengan realitas. Sedangkan Superego merupakan prinsip
moral (morality principle), yaitu
mengontrol perilaku dari segi moral.
2)
Insting dan Kecemasan
Freud menyatakan insting terdiri dari insting untuk hidup (life instinct) dan insting
untuk mati (death instinct). Life instinct mencakup lapar, haus
dan seks, ini merupakan kekuatan kreatif dan oleh Freud disebut Libido. Sedang death instinct merupakan
kekuatan desktruktif. Hal ini dapat ditujukan kepada diri sendiri, menyakiti
diri sendiri atau bunuh diri atau ditujukan keluar merupakan bentuk agresi.
Menurut Freud ada tiga macam kecemasan
yaitu kecemasan objektif merupakan kecemasan yang timbul dari ketakutan
terhadap bahaya nyata. Kecemasan neurotic merupakan kecemasan atau merasa takut
akan mendapatkan hukuman atas keinginan yang impulsif. Kecemasan moral merupakan kecemasan yang berkaitan dengan
moral. Seseorang merasa cemas karena melanggar norma-norma moral, inilah yang
disebut kecemasan moral.
Kepribadian yang
sehat menurut psikoanalisis:
1)
Menurut freud
kepribadian yang sehat yaitu jika individu bergerak menurut pola perkembangan
yang ilmiah.
2)
Kemampuan dalam
mengatasi tekanan dan kecemasan, dengan belajar
3)
Mental yang sehat
ialah seimbangnya fungsi dari superego terhadap id dan ego
4)
Tidak mengalami gangguan dan penyimpangan pada
mentalnya
5)
Dapat menyesuaikan
keadaan ddengan berbagai dorongan dan keinginan
2. Aliran Humanistik
Abraham Maslow
(1908-1970) dapat dipandang sebagai bapak psikologi Humanistik. Gerakan ini
merasa tidak puas terhadap psikologi behavioristik dan psikoanalisis, dan
memfokuskan penelitiannya pada manusia dengan ciri-ciri eksistensinya.
Psikologi Humanistik
mulai dari Amerika Serikat pada tahun 1950 dan terus berkembang. Tokoh-tokoh
Psikologi Humanistik memandang behaviorisme mendehumanisasi manusia. Psikologi Humanistik mengarahkan
perhatiannya pada humanisasi psikologi yang menekankan keunikan manusia. Menurut
Psikologi Humanistik manusia adalah makhluk kreatif, yang dikendalikan oleh
nilai-nilai dan pilihan-pilihannya sendiri bukan
oleh kekuatan-kekuatan ketidaksadaran.
Maslow menjadi terkenal karena teori motvasinya, yang dituangkan dalam
bukunya “Motivation and Personality”. Dalam buku tersebut diuraikan
bahwa pada manusia terdapat ima macam kebutuhan yang berhierarki, meliputi:
1)
Kebutuhan-kebutuhan
fisiologis
2)
Kebutuhan-kebutuhan
rasa aman
3)
Kebutuhan rasa cinta
dan memiliki
4)
Kebutuhan akan
penghargaan
5)
Kebutuhan akan
aktualisasi diri
Kebutuhan-kebutuhan tersebut dikatakan berhierarki karena kebutuhan yang
lebih tinggi menuntut dipenuhi apabila
kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah sudah terpenuhi.
Menurut Maslow psikologi harus lebih manusiawi, yaitu lebih memusatkan perhatiannya
pada masalah-masalah kemanusiaan. Psikologi harus mempelajari kedalaman sifat
manusia, selain mempelajari yang nampak, juga mempelajari perilaku yang tidak
nampak; mempelajari ketidaksadaran sekaligus mempelajari kesadaran. Instropeksi
sebagai suatu metode penelitian yang telah disingkirkan, harus dikembalikan
lagi sebagai metode penelitian psikologi. (Walgito, B. 2002:78)
Ada empat ciri psikologi yang berorientasi humanistik, yaitu:
1)
Memusatkan perhatian
pada person
yang mengalami, dan karenanya berfokus pada pengalaman sebagai fenomena primer
dalam mempelajari manusia.
2)
Memberi tekanan pada
kualitas-kualitas yang khas manusia, seperti kreativitas aktualisasi diri,
sebagai lawan pandangan tentang manusia yang mekanistis dan reduksionistis.
3)
Menyadarkan diri pada
kebermaknaan dalam memilih masalah-masalah yang akan dipelajari dan
prosedur-prosedur penelitian yang akan digunakan.
4)
Memberikan perhatian
penuh dan meletakkan nilai yang tinggi pada kemuliaan dan martabat manusia
serta tertarik pada perkembangan potensi yang inheren pada setiap individu
(Misiak dan Sexton, 1988). Selain Maslow sebagai tokoh dalam psikologi humanistik,
juga Carl Rogers (1902-1987) yang terkenal dengan client-centered theraphy
(Walgito, B 2002 : 80)
Kepribadian yang sehat menurut humanistik,
perilaku yang mengarah pada aktualisasi diri:
1) Menjalani hidup seperti seorang anak, dengan
penyerapan dan konsentrasi sepenuhnya.
2) Mencoba hal-hal baru ketimbang bertahan pada
cara-cara yang aman dan tidak berbahaya.
3) Lebih memperhatikan perasaan diri dalam
mengevaluasi pengalaman ketimbang suara tradisi, otoritas, atau mayoritas.
4) Jujur;
menghindari kepura-puraan dalam “bersandiwara”.
5) Siap
menjadi orang yang tidak popular bila mempunyai pandangan sebagian besar orang.
6) Memikul tanggung jawab.
7) Bekerja keras untuk apa saja yang ingin
dilakukan.
Referensi
Schultz, D. (1991). Psikologi Pertumbuhan.
Yogyakarta: KANISUS
Lindsay,Gardner. Editor: Sugiyono. 1993.
Psikologi Kepribadian 3 Teori-Teori Kepribadian dan Behavioristik. Kanisius :
Yogyakarta
Sarwono, Sarlito W. (2010). Pengantar
psikologi umum. Jakarta:Rajawali Pers.
Schultz, Duane.(2011).psikologi
pertumbuhan:model-model kepribadian sehat.Yogyakarta:Kanisius
Puspitawati, I. Dwi Riyanti, Hendro
Prabowo.(1996). Seri Diktat Kuliah Psikologi Umum I. Jakarta. Gunadarma.
Riyanti, Dwi B.P., Prabowo, Hendro.
(1998). Seri diktat kuliah psikologi umum 2. Depok: Universitas Gunadarma.
Images:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvN88ODlTJNXDOxz4STOEXORhdV7_ee2I0uIOv5H2jLX2nSVHrQ1C9LZN1oqxcyj3-5wEy1JbYXkJdj2dwIoIxMDu1TIDCXHHmPkldGRu8Cieb1CguwH_Nxs-YczamXtMfSg-fYNf7Bok/s1600/diagram+piramid+maslow+1.png