Sehat itu mahal. Sure. Bayangkan, ada ribuan orang
diluar sana yang ingin sehat dan pulih kembali lalu beraktivitas seperti biasa.
Ketika kita sehat, kita dapat melakukan aktivitas sehari-hari, seperti
berjalan, berlari mengejar bus yang akan kita naiki, makan bersama teman, hangout bersama sahabat, pergi ke toko
buku, tertawa bersama teman kampus dan lain sebagainya. Sehat itu anugerah dan
kita sudah seyogianya bersyukur atas nikmat tersebut.
Pada masa lalu, individu dan masyarakat memandang
sehat dan sakit sebagai hitam putih. Kesehatan adalah kondisi kebalikan dari
penyakit atau kondisi yang terbebas dari penyakit. Pendekatan yang digunakan
pada abad ke-21, sehat dipandang dengan perspektif yang lebih luas. Luasnya
aspek itu meliputi rasa memiliki kekuasaan, hubungan kasih sayang, semangat
hidup, jaringan dukungan sosial yang kuat, rasa berarti dalam hidup, atau
tingkat kemandirian tertentu (Haber, 1994).
Baiklah
para bloggers, untuk tetap menjadi pribadi yang selalu sehat kita harus
memiliki konsep sehat. Apalagi jika kalian adalah anak kost, para perantau yang
jauh dari hangatnya sebuah keluarga, kalian yang sangat work a holic, saya sarankan untuk memiliki konsep sehat.
Konsep sehat
pada masyarakat awam lebih merujuk kepada keadaan fisik jasmaniah seseorang
yaitu sehat atau sakit. Namun, konsep sehat tidak hanya dari segi fisik saja, terdapat
dimensi-dimensi lain seperti emosi, intelektual, sosial dan spiritual. Sehat
dapat dikatakan sebagai suatu kondisi normal, nyaman dan bahagia baik secara
fisik , emosi (EQ), intelektual (IQ), spritual (SQ) dan sosial. Serta dapat
melakukan aktivitas sehari-hari tanpa terganggu. Sedangkan sakit diartikan
sebagai keadaan fisik tubuh yang terganggu lalu menyebabkan perasaan tidak
nyaman dan tidak mengenakan. Berikut akan dipaparkan beberapa pengertian sehat
:
a.
Menurut
World Health Organization (WHO)
Menurut WHO (1947), sehat adalah suatu keadaan yang
sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari
penyakit atau kelemahan (WHO, 1947). Definisi WHO tentang sehat mempunyai
karakteristik berikut yang dapat meningkatkan konsep sehat yang positif
(Edelman dan Mandle 1994) :
1)
Memperhatikan
individu sebuah sistem yang menyeluruh
2)
Memandang
sehat dengan mengidentifikasi
lingkungan internal dan eksternal
3)
Penghargaan
terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.
b.
Menurut
Departemen Kesehatan Republik Indonesia (DEPKES RI)
Konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu
mutlak dan universal karena ada faktor -faktor lain di luar kenyataan klinis
yang mempengaruhinya terutama faktor sosial budaya. Setiap pengertian saling
mempengaruhi dan pengertian yang satu hanya dapat dipahami dalam konteks
pengertian yang lain. Banyak ahli filsafat, biologi, antropologi, sosiologi,
kedokteran, dan lain-lain bidang ilmu pengetahuan telah mencoba memberikan
pengertian tentang konsep sehat dan sakit ditinjau dari masing-masing disiplin
ilmu. Masalah sehat dan sakit merupakan proses yang berkaitan dengan kemampuan
atau ketidakmampuan manusia beradaptasi dengan lingkungan baik secara biologis,
psikologis maupun sosio budaya. UU No.23, 1992 tentang kesehatan menyatakan
bahwa: Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini
maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari
unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan
bagian integral kesehatan.
c.
Menurut
Parkins
Konsep sehat menurut Parkins (1938) adalah suatu
keadaan seimbang yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dan berbagai
faktor yang berusaha mempengaruhinya.
d.
Pendapat
White
Menurut White (1977), sehat adalah suatu keadaan
dimana seseorang pada waktu diperiksa tidak mempunyai keluhan ataupun tidak
terdapat tanda-tanda suatu penyakit dan kelainan.
e.
Pendapat
Dian Mohammad Anwar
Menurut Dian Mohammad Anwar dari Foskos Kesweis (Forum
Komunikasi dan Studi Kesehatan Jiwa Islami Indonesia), pengertian kesehatan
dalam Islam lebih merujuk kepada pengertian yang terkandung dalam kata afiat.
Konsep Sehat dan Afiat itu mempunyai makna yang berbeda kendati tak jarang
hanya disebut dengan salah satunya, karena masing-masing kata tersebut dapat
mewakili makna yang terkandung dalam kata yang tidak disebut. Dalam kamus
bahasa Arab sehat diartikan sebagai keadaan baik bagi segenap anggota badan dan
afiat diartikan sebagai perlindungan Allah SWT. untuk hamba-Nya dari segala
macam bencana dan tipudaya. Perlindungan Allah itu sudah barang tentu tidak
dapat diperoleh secara sempurna kecuali bagi orang-orang yang mematuhi
petunjuk-Nya. Dengan demikian makna afiat dapat diartikan sebagai berfungsinya
anggota tubuh manusia sesuai dengan tujuan penciptaannya.
f.
Menurut
Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Majelis
Ulama Indonesia (MUI) dalam musyawarah Nasional Ulama tahun 1983 merumuskan
kesehatan sebagai ketahanan “jasmaniah, ruhaniyah dan sosial” yang dimiliki
manusia sebagai karunia Allah yang wajib disyukuri dengan mengamalkan
tuntunannya, dan memelihara serta mengembangkannya.
v Konsep Sehat dikembangkan berdasarkan :
1)
Dimensi
Emosional
Menurut Goleman, emosional merupakan hasil campur dari
rasa takut, gelisah, marah, sedih, senang. Orang yang sehat secara emosi dapat
terlihat dari kesetabilan dan kemampuannya mengontrol dan mengekspresikan
perasaan (marah, sedih atau senang) secara tidak berlebihan.
2)
Dimensi
Intelektual
Kesehatan intelektual meliputi usaha untuk secara
terus-menerus tumbuh dan belajar untuk beradaptasi secara efektif dengan
perubahan baru. Bagaimana seseorang berfikir, wawasannya, pemahamannya,
alasannya, logika dan pertimbangnnya. Dikatakan sehat secara intelektual yaitu jika seseorang
memiliki kecerdasan dalam kategori yang baik mampu melihat realitas. Memilki
nalar yang baik dalam memecahkan masalah atau mengambil keputusan.
3)
Dimensi
Fisik
Menurut dimensi fisik, seseorang dikatakan sehat
secara fisiologis (fisik) bila terlihat normal,
tidak cacat, tidak mudah sakit, tidak kekurangan sesuatu apapun.
Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau
tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ
tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.
4)
Dimensi
Sosial
Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu
berhubungan dengan orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan
ras, suku, agama atau kepercayan, status sosial, ekonomi, politik, dan
sebagainya, serta saling toleran dan menghargai. Sehat secara sosial dapat
dikatakan mereka yang bisa berinteraksi dan berhubungan baik dengan sekitarnya
mampu untuk bekerja sama. Tingkah laku manusia dalam kelompok sosial, keluarga,
pernihakan, dan sesama lainnya, penerimaan norma sosial dan pengendalian tingkah
laku.
5)
Dimensi
Spiritual
Spiritual merupakan kehidupan kerohanian. Dengan
menyerahkan diri dengan bersujud dengan kepercayaan agama masing-masing.
Sementara orang yang sehat secara spiritual adalah mereka yang memiliki suatu
kondisi ketenangan jiwa dengan id mereka. Secara rohani dianggap sehat karena
pikirannya jernih tidak melakukan atau bertindak hal-hal yang diluar batas
kewajaran sehingga bisa berpikir rasional. Spiritual sehat tercermin dari cara
seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya
terhadap sesuatu di luar alam fana ini,
yakni Tuhan Yang Maha Kuasa.
Referensi:
Dra. Siti Sundari HS. M.Pd, 2005. Kesehatan Mental.
Jakarta: Rineka Cipta.
Schultz, Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan.
Yogyakarta: Kanisius.
http://putridsumitra.blogspot.co.id/2015/03/konsep-sehat-berdasarkan-dimensi.html
https://yulia1674.wordpress.com/2015/03/17/konsep-kesehatan-berdasarkan-dimensi-emosiintelektual-sosial-fisikdan-spiritual/
Gambar:
https://pbs.twimg.com/media/B_pFXivUcAACuBQ.jpg